Selasa, 13 Mei 2008

Membangkitkan Semangat Nasionalisme


"Jangan ingat apa yang telah kamu terima, tapi ingatlah apa yang telah kamu berikan"

Kata-kata diatas mungkin bisa menjadikan gambaran bagi kita tentang kesadaran bagi kita sebagai bangsa Indonesia. Maksudnya disini adalah, sebagai warga negara, kita tidak perlu mengingat apa yang telah kita terima, tapi sebenarnya apa yang telah kita berikan buat bangsa ini.
Mungkin kita sama-sama tahu, bahwa tahun sekarang Indonesia genap memasuki 100 tahun kebangkitan bangsa ini. Tepatnya, seratus tahun yang lalu, tanggal 20 Mei 1908, hari yang begitu bersejarah buat bngsa ini. Dari situlah Bangsa ini mulai menyadari bahwa negara ini patut keluar dari keterpurukan.
Tahun demi tahun bangsa ini merangkak dari keterpurukan. Tahun 1908 tersebut adalah awal untuk bangsa ini membuktikan pada dunia, bahwa sesungguhnya negara ini patut diperhitungkan oleh negara lain dari segi apapun.
Duapuluh tahun kemudian, tahun 1928 sejarah baru lagi buat bangsa ini. Persatuan dari seluruh pemuda Indonesia berkumpul untuk menyamakan satu visi. Visi untuk menyatukan seluruh pemuda dan pemudi Indonesia dalam satu visi, sumpah pemuda. Mereka mengaku bertumpah darah satu, berbahasa stu dan bertana air satu.
Pembuktian lagi, bahwa bangsa kita adalah bangsa yang besar. Disamping wilayah yang luas, bangsa kita juga mempunyai keanekaragam suku bangsa.
Dengan keanekaragaman tersebut, mengundang banyak negara untuk menguasai bumi pertiwi ini. Banyak negara yang datang kenegara ini. Mulai dari sekedar berkunjung sampai menjajag sekalipun. Baik belanda yang bertahun-tahun menjajah negara ini. Sampai Jepang yangn hanya berhasil beberapa tahun menguasai negara ini.
Ketangguhan bangsa ini kembali dibuktikan. Pasalnya, pada tanggal 17 Agustus 1945 negara ini resmi melepaskan diri dari jajahan bangsa asing. Sehingga negara ini keluar dari keterpurukan. Saatnya juga bagi bangsa ini untuk berbenah tentang sistem pemerintahan yang akan dijalankan negara ini berikutnya.
Sepertinya, ketabahan bangsa ini kembali di uji. Setelah resmi menyatakan diri untuk keluar dari penjajahan. Beberapa kejadian kembali melanda negeri ini. Mulai dari serangan kembali dari bangsa asing, sampai serangan dari dalam negeri sendiri yang membentuk negara komunis. Tak ketinggalan juga, demi menciptakan negara yang benar-benar maju. Indonesia beberapa kali mengganti sistem pemerintahan. Indonesia juga mengalami beberapa orde sampai dengan sekarang.
Peristiwa-peristiwa tersebut tentunya memberikan cerminan bagi kita sebagai generasi penerus bahwa kemerdekan itu didapat bukan dengan mudah dan beberapa kali juga bangkit dari keterpurukan.
Sebagai generasi penerus tentunya banyak yang menanyakan apa yang seharusnya dilakukan untuk menjaga keutuhan bangsa ini. Sekarang tidak ada lagi pertempuran senjata. Sangat berbeda dengan beberapa puluh tahun lalu. Para pahlawan yang mati-matian berjuang untuk mempertahankan negara ini dari penjajah.
Beberapa tahun setelah bangsa ini bangkit, mungkin tak ada penjajahan langsung. Tapi kita bisa merasakan penjajahan tidak langsung oleh bangsa lain. Mulai dari penculikkan batas wilayah, perampasan kebuadayaan sampai beberapa kasus yang belakangan ini terjadi.
Hal tersebut juga meminta kesadaran kita. Bahwa kita harus membuka mata. Kita harus sadar bahwa bangsa ini kembali menghadapi masa-masa kritis. Yang harus kita lakukan adalah bagaimana caranya untuk mempertahankan bangsa ini. Dengan berbagai cara. Tak perlu menghadapi perang senjata. Tapi cukup dengan perang otak.
Tak banyak yang menyadari hal ini. Sehingga banyak sekali generasi kita yang kurang peduli dengan nasib bagsa ini. Kita hanya berpikiran bahwa urusan negara adalah urusan orang tua. Tapi, sebagai generasi muda, kita harus menyiapkan diri untuk memepersiapkan diri untuk menjadi pemimipin bangsa. Jika semua remaja berpikiran bahwa urusan negara merupakan urusan orang tua, maka saat akan memimpin tak jarang kita akan menemui kesulitan. Bisa dipastikan juga beberapa tahun mendatang akan terjadi "Lost generation".
Mulai dari sekarang kita patut menyadari bahwa kita harus kembali membangkitkan semangat bangsa seratus tahun lalu. Semangat yang menjadikan bangsa ini bisa keluar dari keterpurukan. Semangat itu yang patut kita gali agar bangsa ini benar-benar dapat membuktikan kepada dunia bahwa kita adalah negara besar, bukan besar omongan saja. Saatnya juga mambangkik batang tarandam untuk bangsa ini. Kemabli mengulang sejarah keluar bangsa ini dari keterpurukan. Sekaranglah saatnya kita mempersiapkan diri untuk menjadi pemimpin buat bangsa uni. Tentunya dengan semangat kebangkitan bangsa ini, kita tunjukan pada dunia bahwa negara kita patut diperhitungkan.


Tidak ada komentar: